Selasa, 02 Juni 2015

Review Film: Taare Zameen Par (Seperti Bintang-bintang di Langit)

Oleh: Gurnadi R. 

Tokoh utama   : Ishaan Nandkishore Awast & Ram Shankar Nikumbh
Sutradara         : Aamir Kahn
Produser          : Aamir Khan
Tahun rilis       : 21 Desember 2007 (Film)
Negara asal      : India
Bahasa             : Hindi atau English







Hukuman dan label buruk adalah hal yang harus diterima oleh murid bodoh, nakal, dan malas, begitulah dunia memperlakukan murid yang bermasalah. Film "Taare Zameen Par" menggambarkan dengan apik kisah Ishaa, seorang murid berumur 8 tahun yang menderita dislexia. Dislexia memungkinkan penderita kesulitan memahami tulisan dan membaca, biasanya penderita ini dibarengi dengan kejalan lain seperti kekurangan konsentrasi dalam memahami banyak instruksi dan ganguan lain seperti lemahnya saraf motorik. Hal tersebut membuat Ishaa sulit mengikuti pelajaran di sekolah.

RESENSI BUKU: Mengapa Kita (Belum) Cinta Laut



RESENSI
Judul Buku 
: Mengapa Kita (Belum) Cinta Laut
Jenis Buku 
: Nonfiksi (Kumpulan Esai)
Judul
: Mengapa Kita (Belum) Cinta Laut?
Pengarang
: Muhammad RidwanAlimudin
Penerbi
: Ombak
Tahun
: 2013 (cetakan II)
Halaman
: 174




Kajian kelauatan dan masyarakat pesisir sekarang mulai disadari sebagai kajian yang penting. Negara Indonsesia adalah salah-satu negara yang memiliki sejarah laut yang besar terutama pada zaman Nusantara. Laut tidak  hannya menyumbang sendi ekonomi untuk manusia, ia juga menyumbang kekayaan bagi peradaban bahari bangsa. Kekinian laut menjadi sumber ekonomi masa depan, konsep ekonomi biru (Blue Economi) mulai marak dibicarakan. Zona laut kekinian banyak diperebutkan negara-negara tetangga, liat saja pulau Sipan dan Ligitan. M. Ridwan Alimudin mencoba menyadarkan kita tentang pentingnya mencintai laut, khususnya generasi muda. Penulis menyampaikan kumpulan esainya dengan bahasa yang mudah dicerna (popular) tetapi memiliki makna yang sangat kaya. Gagasan yang coba diangkat sangat tidak biasa, ia melihat nelayan sebagai subjek aktif dari pembangunan itu sendiri. Orang darat mengagap orang laut sebagai pelaut ulung atau penakluk laut, pernahkan menjadi nelayan? –gagasan yang menggelitik namun penuh makna. Sebagai seorang penulis, fotografer, dan jurnalis; M. Ridwan Alimudin mengajak kita untuk melihat laut sebagai budaya, laut sebagai mata ekonomi dan laut sebagai alat pemersatu bangsa.

Refleksi 17 tahun Reformasi

Oleh : R. Gurnadi (Puspol-Indonesia)









JAKARTA- 21 mei 1998 adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tumbangnya rezim Pak Harto, menjadi penanda pindahnya sistem politik diktatorisme ke sistem politik demokrasi. Reformasi tidak terasa sudah berjalan selama 17 tahun, lantas apakah Reformasi sudah sesuai dengan cita-cita kemerdekaan?, dan apa saja cita-cita kemerdekaan itu?.

BLBI: Beban Rezim Jokowi-JK

Oleh : Gurnadi R. (Puspol-Indonesia)
 







JAKARTA- Tentu kita masing ingat dengan mega skandal kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Sampai sekarang kasus BLBI belum menemui titik temu. Menurut Kusfiardi (Direktur Kajian di PUSPOL Indonesia dan juga penggiat KAU), kasus BLBI harus segera dituntaskan karena kasus ini bisa berdampak pada stabilitas perekonomian Indonesia dan membebani pemerintahan Jokowi-JK.

Paradok Gerakan Mahasiswa

Oleh: Gurnadi R. (PUSPOL-Indonesia)














JAKARTA- Tanggal 21 Mei ditandai sebagai hari peringatan Reformasi. Berbagai gerakan mencoba melakukan refleksi atau peringatan 17 tahun reformasi, salah-satunya adalah mahasiswa. Media masa mencoba mepotret gerakan mahasiswa. Ada yang melakukan dialog dengan presiden di instana negara dan ada pula yang melakukan aksi masa di depan simbol-simbol kekuasaan. Kedua model gerakan tersebut dirasa sangat afdol dilakukan.