Selasa, 05 Februari 2013

Berfikir Sosiologis (2013)

Sosiologi adalah disiplin ilmu yang lahir pada abad 19, bermula dari aguste comte yang menggunakan istilah sosiologi pada ilmu sosial yang berfokus pada masyarakat ini. sosiologi kemudian mulai diminati dan dilirik ilmu sosial sebagai studi kemasyarakatan. Kata sosiologi diambil dari gabunan dua kata socius (romawi) dan logos (yunani), yang berarti ilmu berteman, ilmu tentang teman, ilmu yang membahas relasi timbal-balik atau studi kemasyarakatan.

Sosiolog dituntut memiliki pandangan yang kuat secara keilmuan, artinya antara orang biasa dan sosiolog harus memiliik nilai yang beda dalam memandang masalah sosial dan kesehariaan. Contoh : orang biasa memandang toilet adalah tempat buang hajat, maka seorang sosiolog harus memiliik pandangan yang lebih luas. Toilet ini bisa dikaji dari segi bentuk yang kemudian memiliki perbedaan antara toliet-toilet di dunia, ini aspek budaya. kedua  mencari tau sejarah dari masing-masing asalnya dapat menjawab pertannyaan seperti kenapa berbentuk demikian dan bagaimana cara digunakannya. Ketiga cara atau sistem toilet itu bekerja meunjukan nalar fikir seorang pembuat atau suatu bangsa. Keempat bicara mengenai toilet maka berbicara masalah sanitasi dan kesehatan, sebelum ada WC hampir 40% masyarakat dunia hidup tanpa toilet, disini kita bisa melihat toilet sebagai produk sosial memiliki sifat sosiologis. Harvey Molotch adalah pakar sosiologi perkotaan yang sedang meneliti masalah barang/stuff -sosiologi toilet.


Contoh kedua adalah tomat, sebagai sayuran yang hampir disemua negara mengunakaanya baik sebaagi bumbu penyedap, saus/sambel, jus, dan makanan utama mengunakan tomat, ini bisa kita kaji dari aspek perubahan sosialnya, tomat memiliki nilai dan mengalami perubahan (produksi dan konsumsi) sesuai dengan kebutuhannya, contohnya saja dulu tomat dimakan langsung sekarang sudah ada dalam kemasan kaleng -bagaimana kapitalis membentuk tomat? pertannyaan yang bisa muncul dari gagasan sosiologi.

Contoh terakhir adalah kursi kuliah, orang biasa bisa saja melihat hannya sebuah kursi tetapi seorang sosiolog harus memilik ipadangan lebih luas dari sebuah kursi, bisa jadi bentuk dalam kusri kuliah adalah penuangan dari konsep dan gagasan mengenai efesinesi dan kemandirian, dimana meja dan kuris menyatu, dibuat satu, tidak seperti meja dan kursi sekolah dasar pada umumnya. Jika di ulas dari segi sejarah maka bicaar kursi kuliah bicara masalah modernitas, karena pada tahun 80 kursi demikian menjadi sebuah simbol yang diaggap mewah dan berkelas karena tidak semua sekolah bisa membeli kursi demikian. 

Mudah-mudahan tulisan kecil sederhana ini dapat membuat para pembaca makin mengasah daya berfikir sosiologisnya, sehingga bisa memahami konsep sosiologi secara utuh. Tulisan ini juga memngambarkan bahwa tidak hannya gagasan besar yang dikaji sosiologi, hal sederhanan yang ada dilingkungan terdekat kita bisa dikritisi dan pahami untuk mengasan daya fikir sosiologis kita.

Sumber : 
Plummer. Ken, 2011, "Sosiologi The Basics", Jakarta : Rajawali Pers
Rizer.George dan Goodman.DJ. 2008, "Teori Sosiologi Modern", Jakarta : kencana

1 komentar:

Syahril6 mengatakan...

Terima kasih untuk informasi yang sangat bermanfaat, memahami cara berfikir sosiologis.

Posting Komentar