Jika
ada seribu orang yang berjuang, aku salah satunya
Jika
ada seratus orang yang berjuang, aku termasuk di dalamnya
Jika
ada sepuluh orang, aku di antaranya
Jika
hannya satu orang saja, maka itu adalah aku
-Umar
Bin Khaththab-
Sejarah
tidak henti-hentinya menceritakan kisah perjuangan pemuda, disetiap kebangkitan
bangsa atau revolusi sebuah negara -tidak luput dari peran para pemudanya. Pemuda
tidak letih-letihnya mengibarkan panji-panji kemenangan diatas ke zaliman para
penindas/kolonial. Ketika seruan itu tiba, pemuda dengan segerah berdatangan
dan memberikan nyawanya dengan murah.
Secara
biologis pemuda adalah manusia yang telah memasuki usia produktif dan letaknya
diantara anak-anak dan orang tua -tepat di tengah-tengah, tetapi secara makna
kata Pemuda memiliki makna yang lebih dalam lagi, yaitu SEMANGAT PEMBARU/Sikap
kejiwaan. Abdul Rivai mengenalkan
istilah Kaum Muda sebagai seluruh rakyat Hindia/Indonesia (tua atau muda) yang
tidak lagi bersedia mengikuti aturan kuno, dikutip dalam Majalah Bintang Hindia tahun 1905.
Kita mengenal Suekarno, ia mendirikan dan memimpin
Partai Nasional Indonesia pada usia 26 tahun. Kita mengenal Tan Malaka, ia
menjadi Pemimpin partai komunis pada usia 24 tahun. Kita mengenal Sjahrir, ia
memimpin Pendidikan Nasional Indonesia pada usia 22 tahun. Kita mengenal
Mohammad Roem, ia menjadi ketua Lajnah Tandfziayah Barisan Penyadar PSII pada
usia 29 tahun. Kita mengenal M.Hatta dan Nasir atau lainnya.. mereka sangat-lah
muda, bandingkan dengan para pemimpin politik hari ini.
Oleh
karena itu, perlu rasanya mengambil kembali peran yang besar ini, perlu rasanya
merebut kembali tugas yang besar ini ke tangan para pemuda. Sejatinya, bangsa ini didirikan dari Mimpi-mimpi para
pemudanya dan Kerja-kerja para pahlawannya. Hari ini mari kita ubah mitos
indonesia sebagai negara terkorup se-Asia Pasifik, Indonesia sebagai negara
malas dan Indonesia sebagai negara ketinggalan zaman. Mari kita patahkan
mitos-mitos negatif di negeri ini dan mengubahnya mejadi pandangan optimis.
Layaknya seperti
perahu besar, Indonesia dihuni kurang lebih 220.000.000 penduduk, di atas
13.000 pula besar dan kecil, dengan luas 5.000 kilometer, di isi oleh 200 etnis
dengan ratusan bahasa dengan pembedaharaan kata yang beragam. Secara ekonomi
penduduknya pun beragam dan latar belakang pendidikannya pun bervariasi.
Budaya, Kepercayaan dan Agama yang berbeda menambah warna keragaman Indonesia.
Akan tetapi sebagai
perahu besar yang mengarungi samudara sejarah, perahu ini tidaklah belayar
mulus, berbagai konflik terjadi di negeri ini baik konflik antar suku atau
antar agama, orang besar atau orang kecil, isu pemisahan provinsi-provisi
dengan NKRI, musibah dan bencana alam yang terus melanda. Sebagian para
pemimpin bangsa hari ini tidak lagi peka akan penderitaan rakyatnya dan tidak
sedikit rakyat yang sudah tidak peduli lagi tentang nilai-nilai kebenaran.
Lantas apakah negeri ini akan hancur?
JAWABAN ku tidak.
Kenapa?
Karena kulihat masih
adanya para pemuda yang memikirkan nasip bangsanya disaat sebagian pemuda
lainnya hannya memikirkan urusannya pribadinya. Masih adanya sekelompok pemuda
yang risih akan penindasan yang terjadi pada rakyatnya disaat sebagian orang
tenang di ruang ber-AC’nya. Masih ada sekelompok pemuda yang giat belajar untuk
mempersiapkan diri menjadi pemimpin hari esok disaat banyak yang menjadi
penjilat Barat untuk mengamankan jabatannya.
Layaknya perahu yang sedang berlayar, kita (Pemuda)
adalah para awak kapal yang tidak letih menggerakan perahu menuju pulau impian,
mengantarkan para penerus bangsa (adik-adik kita) kepulau impian dan membangun
sebuah konsep tentang PERUBAHAN. Ketika pemimpin kapal tak ada, maka kita
generasi muda tidak berat untuk memikul sebuah amanah besar. Amanah revormasi
sebagai penerus perjuangan. Tetesan harap dari setiap mata yang merindukan
kedamaian, menatap wajah-wajah muda. Kita lah orangnya.
Perjuangan ini penuh dengan onak duri, rintangan yang
berat lagi piluh di ingat. Makan perkuatlah tekat dan semangat, pertajam
pemahaman dan perdalam keyakinan. Jelaskan tujuanmu wahai para penerus bangsa.
Sesungguhnya di luar yang kita tau, banyak yang mengharapkan hadirmu juga
hadirnya kita dalam sebuah arena amal guna menuntaskan mimpi yang tertunda,
mimpi para pendahulu yang terhenti hari ini. Maka tak letih-letihnya aku
menunggu derap langkahmu yang katanya mampu mengguncang dunia.a
0 komentar:
Posting Komentar