Selasa, 05 Februari 2013

Para Pembaru Negeri (2012)


Jika ada seribu orang yang berjuang, aku salah satunya
Jika ada seratus orang yang berjuang, aku termasuk di dalamnya
Jika ada sepuluh orang, aku di antaranya
Jika hannya satu orang saja, maka itu adalah aku
-Umar Bin Khaththab-

Sejarah tidak henti-hentinya menceritakan kisah perjuangan pemuda, disetiap kebangkitan bangsa atau revolusi sebuah negara -tidak luput dari peran para pemudanya. Pemuda tidak letih-letihnya mengibarkan panji-panji kemenangan diatas ke zaliman para penindas/kolonial. Ketika seruan itu tiba, pemuda dengan segerah berdatangan dan memberikan nyawanya dengan murah.

Secara biologis pemuda adalah manusia yang telah memasuki usia produktif dan letaknya diantara anak-anak dan orang tua -tepat di tengah-tengah, tetapi secara makna kata Pemuda memiliki makna yang lebih dalam lagi, yaitu SEMANGAT PEMBARU/Sikap kejiwaan. Abdul Rivai mengenalkan istilah Kaum Muda sebagai seluruh rakyat Hindia/Indonesia (tua atau muda) yang tidak lagi bersedia mengikuti aturan kuno, dikutip dalam Majalah Bintang Hindia tahun 1905.


            Kita mengenal Suekarno, ia mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia pada usia 26 tahun. Kita mengenal Tan Malaka, ia menjadi Pemimpin partai komunis pada usia 24 tahun. Kita mengenal Sjahrir, ia memimpin Pendidikan Nasional Indonesia pada usia 22 tahun. Kita mengenal Mohammad Roem, ia menjadi ketua Lajnah Tandfziayah Barisan Penyadar PSII pada usia 29 tahun. Kita mengenal M.Hatta dan Nasir atau lainnya.. mereka sangat-lah muda, bandingkan dengan para pemimpin politik hari ini.

Oleh karena itu, perlu rasanya mengambil kembali peran yang besar ini, perlu rasanya merebut kembali tugas yang besar ini ke tangan para pemuda. Sejatinya, bangsa ini didirikan dari Mimpi-mimpi para pemudanya dan Kerja-kerja para pahlawannya. Hari ini mari kita ubah mitos indonesia sebagai negara terkorup se-Asia Pasifik, Indonesia sebagai negara malas dan Indonesia sebagai negara ketinggalan zaman. Mari kita patahkan mitos-mitos negatif di negeri ini dan mengubahnya mejadi pandangan optimis.

        Layaknya seperti perahu besar, Indonesia dihuni kurang lebih 220.000.000 penduduk, di atas 13.000 pula besar dan kecil, dengan luas 5.000 kilometer, di isi oleh 200 etnis dengan ratusan bahasa dengan pembedaharaan kata yang beragam. Secara ekonomi penduduknya pun beragam dan latar belakang pendidikannya pun bervariasi. Budaya, Kepercayaan dan Agama yang berbeda menambah warna keragaman Indonesia.
           
           Akan tetapi sebagai perahu besar yang mengarungi samudara sejarah, perahu ini tidaklah belayar mulus, berbagai konflik terjadi di negeri ini baik konflik antar suku atau antar agama, orang besar atau orang kecil, isu pemisahan provinsi-provisi dengan NKRI, musibah dan bencana alam yang terus melanda. Sebagian para pemimpin bangsa hari ini tidak lagi peka akan penderitaan rakyatnya dan tidak sedikit rakyat yang sudah tidak peduli lagi tentang nilai-nilai kebenaran. Lantas apakah negeri ini akan hancur?

JAWABAN ku tidak.
Kenapa?

          Karena kulihat masih adanya para pemuda yang memikirkan nasip bangsanya disaat sebagian pemuda lainnya hannya memikirkan urusannya pribadinya. Masih adanya sekelompok pemuda yang risih akan penindasan yang terjadi pada rakyatnya disaat sebagian orang tenang di ruang ber-AC’nya. Masih ada sekelompok pemuda yang giat belajar untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin hari esok disaat banyak yang menjadi penjilat Barat untuk mengamankan jabatannya.

Layaknya perahu yang sedang berlayar, kita (Pemuda) adalah para awak kapal yang tidak letih menggerakan perahu menuju pulau impian, mengantarkan para penerus bangsa (adik-adik kita) kepulau impian dan membangun sebuah konsep tentang PERUBAHAN. Ketika pemimpin kapal tak ada, maka kita generasi muda tidak berat untuk memikul sebuah amanah besar. Amanah revormasi sebagai penerus perjuangan. Tetesan harap dari setiap mata yang merindukan kedamaian, menatap wajah-wajah muda. Kita lah orangnya.

        Perjuangan ini penuh dengan onak duri, rintangan yang berat lagi piluh di ingat. Makan perkuatlah tekat dan semangat, pertajam pemahaman dan perdalam keyakinan. Jelaskan tujuanmu wahai para penerus bangsa. Sesungguhnya di luar yang kita tau, banyak yang mengharapkan hadirmu juga hadirnya kita dalam sebuah arena amal guna menuntaskan mimpi yang tertunda, mimpi para pendahulu yang terhenti hari ini. Maka tak letih-letihnya aku menunggu derap langkahmu yang katanya mampu mengguncang dunia.a

0 komentar:

Posting Komentar