“Bergeraklah wahai putra-putri terbaik bangsa mulai
dari rasa ketidak nyamana di sekitar kalian”
(Dany.A)
Fakultas
ilmu sosial yang disingkat FIS adalah fakultas yang berada di gedung K, bila
anda dari halte busway ingin
menuju FIS hanya tinggal berjalan beberapa menit saja. Jangan heran bila anda melihat
fasilitas yang menurut penulis masih kurang baik untuk ukuran universitas
negeri yang berada di Jakarta, bila kita melihat dari depan bisa terlihat cat
tembok gedung yang sudah memudar, tiap tahun selalu di cat tapi sayang
tidak ada perbaikan dindinding-dinding yang retak-retakan sehingga mengurangi
nilai estentika dari cat baru. Bila mengingat julukan UNJ sebagai kampus hijau,
kampus ini atau lebih kecil lagi Fakultas Ilmu Sosial ini tidak menunjukan
kehijauannya. Pot-pot tanaman di lantai 2 di letakan sembarangan tanpa
memperhatikan segi keindahannya membuat FIS terlihat kumuh, bak tanaman yang
berada di sisi jalan pun tak terlihat hijau. Siapa yang bertangung jawab atas
kekurangan ini? Apakah tidak ada kesadaran dari pihak pengurus sampai mahasiswanya
dalam menghijaukan kampus ini khususnya FIS.
Bila kita masuk kedalam
Fakultas Ilmu Sosial kita akan melihat lobby yang sangat kotor, banyak
sampah-sampah plastik, sarang laba-laba di dinding dan juga debu yang melekat
tebal di kaca, penulis yakin siapa pun yang melihatnya akan merasa khimah yang
kurang dari Fakultas ini, bila melihat nama besar yang terpampang adalah nama
Ibu Kota.
Bila sedikit kita
berjalan dan memasuki kamar kecil yang penulis rasa tidak jauh beda dari WC
umum. Sedikit memperhatikan bahwa tata letak kamar mandi ini terbilang kuno, di
tambah lagi tidak ada penerangan dan nilai kebersihan masih jauh dari cukup.
Bila masuk jam pelajaran anda akan merasakan hawa panas, bukan karena mata
kuliah yang digawangin dosen killer. Melainkan sesak dan tidak adanya kipas
atau pendinggin ruangan sehingga di siang hari tak heran bila mahasiswa sampai
dosenya bercucur keringat. Mertannyaan penulis apakah hal tersebut bisa
menggangu interaksi dalam pemlajaran? Mungkin anda bisa mencoba sendiri, apa
lagi bila anda mahasiswa FIS saya yakin anda bisa mengungkapkan jauh lebih
baik.
Bila anda masih di
ruang kelas yakinkan anda duduk dibangu, dan lihat meja yang banyak
coret-cotretan enta itu ungkapan, kiasan bahkan sampai dengan contekan, ya
inilah mental mahasiswa/i UNJ tapi bukan itu yang mau penulis angkat akan
tetapi lebih ke fasilitas, kelayakan sarana belajar. Bila anda duduk di
tengah-tengan kelas lihat berapa banyak bangku yang sekiranya layak, mungkin berjumlah
sedikit tapi terkadang tiap kelas berfariasi.
Bila anda masih di
kelas lihat lah sekeliling tembok-temboknya banyak sarang laba-laba ( seperti gua
hiro ), kaca yang berdebu dan juga coret-coretan dari sang tak berpendidikan
mungkin membuan anda berfikir lebih dalam, seberapa kecil kah uang yang
diberikan pemerintah untuk sarana pendididkan universitas ini dan masih ada kah
mahasiswa/i yang sadar akan keadaan ini, apakah mereka merasa nyaman akan
keadaan ini atau bahkan memang tak melihat semua ini. Penulis mengira
oarng-orang tersebut adalah orang yang malas bergerak dalam melakukan
perubahan, lantas kemana identitas mereka yang dibilang agen perubahan? Penulis
yakin orang-orang tersebut merasa nyama akan keadaan ini dan merasa biasa saja akan
adanya perubahan yang terjadi. Semoga pembaca merasakan ketidak nyamana akan
keadaan disekitarnya dan mengubah di sekelilingnya menjadi lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar