Senin, 02 Juni 2014

Aku & Hijrahku



Oleh: Kartika Dwi Ningsih, S.Pd
  
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung?(Qs Al-Baqarah:5)”

Senja hari ini, berpayung rintik hujan yang terus turun sejak pagi menemaniku untuk memulai cerita ku yang tak kan pernah terlupakan. Cerita indah bagaimana Allah mendekapku dalam hangat kasihNya yang membawaku kini dalam hijrah yang tiada pernah ku duga dalm hidupku. Aku mengingat sore itu, sore dimana aku mengikuti kegiatan kampusku di sebuah gunung di daerah Jawa Barat. Mulanya semua kegiatan itu berjalan biasa saja tiada kegiatan yang menarik hatiku pada saat itu. Namun tanpa kusadari semua peserta dan panitia perempuan pada acara itu adalah perempuan-perempuan cantik yang telah membalut diri mereka dalam busana indah khas muslimah, panjang dan tertutup rapih. Sementara aku, dan beberapa temanku santai mengenakan pakaian yang biasa kami kenakan dalam kehidupan sehari-hari kami. Aku berjilbab saat itu, namun tidak serapih mereka. Saat itu aku tak memperdulikan dan bahkan tidak merasa ada yang aneh dengan busana ku saat itu.

Kegiatan demi kegiatan aku ikuti hingga malam hari pukul 02.30 WIB aku dibangunkan oleh panitia untuk mengerjakan sholat malam dan tafakur alam bersama di shubuh hari. Selepas tahajud yang kami kerjakan kami bersiap mengikuti kegiatan tafakur, aneh saat itu mataku ditutup sehelai kain oleh panitia dan aku dituntun, melewati setiap langkah kami menyisiri sebagian alam pegunungan. Langkahku terhenti, dan kain penutup mata pun dibuka, gelap adalah hal pertama yang kurasa. Seorang panitia memberikan ku sebuah lilin dan Al-Qur’an dan memintaku untuk duduk sendiri, kulihat samar-samar cahaya lilin-lilin yang lain berada jauh dariku. Saat itu aku bingung, dan hanya terdiam hingga akhirnya dinginnya udara pegunungan menusuk tulangku.
 
           Kubuka halaman pertama AlQur’an yang berada di genggaman tanganku,entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang berbeda terjadi pada diriku. Aku gemetar,tertatih membaca ayat demi ayat suratNya. Bibir ini terasa kelu, gelapnya malam dan dinginnya udara mengantarku pada lamunan dan bayangan tentang sebuah kematian yang pasti menjemputku. Tanpa sadar, air mata ini jatuh membasahi pipiku teringatku pada begitu banyak dosa yang telah aku kerjakan selama ini. waktu pun berlalu, pagi pukul 08.00 kami bergegas untuk kembali ke Jakarta, aku kembali dengan pengalaman luar  biasa yang mengantarku pada kisahNya yang tiada bisa kuduga. Sesampainya di rumah, aku mengambil sebuah jilbab panjang, tebal berwarna merah muda pemberian teman sewaktu aku masih duduk di bangku SMP.Jilbab ini tidak pernah aku kenakan hingga aku menjadi seorang mahasiswi, Subhanallah kata ini yang menjadi kata pertamaku mengingat betapa indah rencanaNYa yang sudah dipersiapkan sejak 6 tahun yang lalu, namun aku tidak pernah menyadarinya. Lama aku terdiam di depan cermin, berpikir apakah aku siap mengenakannya.  

         Hingga akhirnya kukenakan jilbab panjang dan tebal ini pertama kali dalam hijrahku. Saat itu, ada rasa haru dan bahagia yang tidak pernah kuduga akan terjadi dalam hidupku. Dengan jilbab dan setelan rok serta baju panjang yang kusimpan rapih dalam lemariku aku melangkah menuju kampusku membayangkan reaksi teman-teman terdekatku. Hingga akhirnya aku sampai juga di kampus dan bertemu mereka sahabat-sahabatku, mereka memandangku penuh heran namun tak ada satupun kata yang keluar ari mulut mereka. Aku berpikir aakah mereka tidak suka dengan perubhanku, saat itu aku hanya terdiam menyendiri dan tak berbicara dengan mereka. Saat itu hati ini berbisik,  cukuplah Allah yang menjadi teman terbaikku, enatah mengapa hasratku untuk berubah sangat besar saat itu, aku merasa jatuh cinta padaNya, pada Dia yang telah lama aku lupakan. Perlahan ibadahku pun ikut mengalami perubhan, rawatib kukerjakan dan ibadah sunah lain pun aku upayakan semata-mata aku ingin semaikin mengenalNya.

 Aku merasakan sebuah rasa yang tiada pernah kurasa dalam hidupku. Rasa damai dan ketentraman luar biasa hanya dengan menyebut namaNya. Al-Qur’an yang selama ini enggan kubuka dan tersimpan rapih di lemari  buku pun kini menjadi teman yang tidak pernah kutinggal. Tidak berhenti disitu, Allah tunjukan kuasaNya melalui sebuah mimpi yang aku alami dengan sangat jelas, aku melihat asmaNya yang begitu besar di atas sebuah laut merah. Dalam mimpi itu, aku menumpangi sebuah pesawat yang akan jatuh dan hancur, namun Allah menyelamatkanku hingga aku berada di sebuah tepi pulau. Sontak aku terbangun, dan terus berpikir apa maksud dari mimpi ini. keesokan harinya, di pagiNya yang begitu indah Allah menyapaku dalam pemandangan alam yang luar biasa yang aku lihat di langitNya, Allah tunjukan asmaNya di langitNya pagi itu.

Gemetar tubuh ini pagi itu, lagi-lagi aku tak mengerti apa maksud dari semua ini.  aku teus bertanya dalam hati yang mengantarku duduk terdiam di sebuah mesjid di kampusku, hingga hari itu aku bertemu seorang kaka yang kini menjadi pembimbing terbaikku. Aku bercerita padanya semua yang terjadi padaku belakngan ini, dan senyumnya pun terkembang, dia mendekapaku dan berkata perlahan bahwa Allah sangat menyayangiku,bahwa  Allah telah memberikan hidayahNya kepadaku. Subhanallah, aku tidak pernah membayngkan ini akan terjadi dalam hidupku, aku tidak pernah menduga dengan apa yang kini menjadi suratan takdirNya untukku. Tenang, dan bahagia adalah hal yang kurasa di awal hijrahku saat itu, karena kusadari tidak semua orang bisa merasakan apa yang kini aku rasakan. Sejak saat itu, semua yang kulakukan hanya ingin kupersembahkan padaNya sang  pemilik jiwa.

0 komentar:

Posting Komentar