Kamis, 19 Juni 2014

Pintaku untuk Mu


Oleh: kartika Dwi Ningsih


Rasulullah bersabda “ sesungguhnya Jibril diberi tugas untuk mengurus segala keperluan anak Adam. Jika seorang hamba yang kafir berdosa, Allah SWT berfirman kepada Jibril “Hai Jibril tunaikanlah keperluannya. Sesungguhnya Aku tidak suka mendengar permintannya’. Dan jika seorang mukmin berdoa Allah SWT berfirman kepada Jibril,”Hai Jibril jangan kau tunaikan dulu keperluannya,sebab aku senang mendengar permohonannya”
(HR. Ibnu An Najjar dari Jabir RA.)

Dengan menyebut namaMu Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang…
Sepenggal kalimat dari hadist di atas menyadarkanku di malam ini, betapa aku selama ini merasa kuat tanpa meminta, merasa berputus asa setelah waktu yang kuanggap cukup untuk meminta padaMu namun tak jua menampakkan terkabulnya pintaku. Menyadari keterbatasanku sebagai seorang perempuan yang memiliki hasrat seksual yang tinggi namun belum jua mampu menghalalkan hubungan yang berkali-kali kandas di tengah jalan. Bukan aku tidak ingin, namun ternyata kusadari aku tidak sungguh-sungguh meminta kepadaMu Sang Maha Pengabul doa.

Seringkali kugadaikan harapku dengan usaha yang tak sungguh-sungguh. Seringkali kubiarkan keyakinanku bersandar pada waktu yang semu tanpa meminta, tanpa berharap dengan tulus kepadaMu. Namun, kalimat itu menyadarkanku, menyadarkanku sebagai manusia biasa aku sangat bergantung padaMu, sangat bergantung.

Aku menyadari jalan yang kualami sering terasa sulit, sulit karena aku tidak berpasrah dan tidak menyerahkannya pada Dia Sang Maha Melihat. Allah, aku tahu tanpa kupinta pun Engkau mendengar dan mengetahui isi hati yang melemah karena hendak berputus asa. Namun, tak sedikitpun Engkau kurangi nikmatMu kepadaku, bahkan dengan kasihMu Engkau terus curahkan kasih sayangMu kepadaku. Aku yang berharap menjemput kematianku dalam khusnul khotimah masih seringkali yakin Engkau kabulkan pintaku tanpa ikhtiar yang sungguh-sungguh

Aku menyadari telah kutapaki langkah menjauh dariMu malam ini, aku menyadari makin sering kuabaikan mengingatMu dalam untaian do’a yang seharusnya hanya kupanjatkan padaMu. Namun dalam hati ini terus terpatri sebuah harapan kecil Rabb, Engkau akan selalu bersamaku, Engkau berkenan memaafkan kemaksiatanku, Engkau berkenan mendekapku dalam hangat kasihMu.

Rasanya meminta syurgaMu adalah hal yang terlalu indah untukku yang penuh dengan dosa ini Rabb. Duhai kekasihku, aku mencintaiMu walau kini belum sempurna, aku mendambaMu dalam kelamku Rabb. Aku mendamba dan mengharapMu hadir dalam hari- hariku yang dengan cepat berganti. Rabb, jangan pernah tinggalkanku baik dalam lapang atau sempit karena sungguh aku ingin berjumpa denganMu dalam keridhoanMu.                                                                       

0 komentar:

Posting Komentar