Sabtu, 16 Mei 2015

Etika Politik Puan dan Tjahjo Dipertanyakan


JAKARTA,suaramerdeka.com – Status keanggotaan Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo yang masih merangkap jabatan sebagai anggota DPR, adalah pertama kali sepanjang 50 tahun sejarah DPR RI.  Menurut pengamat politik yang Direktur Eksekutif Puspol Indonesia Ubedillah Badrun, kejadian ini sungguh memalukan dan menunjukan rendahnya mentalitas kenegaraan sekaligus etika politik kedua tokoh tetsebut,  karena sudah sekian bulan berstatus sebagai Menteri tetapi tidak mundur sebagai anggota DPR. “Ini sudah berbulan-bulan, mengapa tidak juga sadar dan segera mundur dari anggota DPR. Yang lebih memprihatinkan lagi jika keduanya ternyata masih menerima gaji sebagai anggota DPR dan tidak menyadari kekeliruannya. Ini bencana politisi. Patut kita pertanyakan etika politik mereka,” kata Ubedillah kepada suaramerdeka.com, malam ini.

Menurut Ubedillah, sebaiknya mereka secara etik mundur dari arena politik atau mundur dari kedua jabatanya, atau paling minimal minta maaf ke publik dan mengembalikan seluruh gaji nya kepada negara. Padahal kalau saja mereka peka sejak awal sebenarnya sederhana saja yang  bersangkutan melalui fraksinya perlu menyampaikan surat pengunduran diri ke pimpinan DPR.

“Lalu DPR mengirimkan surat ke KPU meminta data tentang calon anggota DPR di dapil yang sama dengan mereka yang suaranya terbesar dibawah mereka lalu DPR mengganti mereka dengan calon anggota DPR yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya dalam daftar peringkat perolehan suara dari partai politik yang sama di daerah pemilihan yang sama tersebut. Tentu ada semacam restu politik dari DPP partai yang bersangkutan. Tapi ini sudah ber bulan-bulan  tidak dilakukan, itulah yang aneh dan memalukan. Ada maksud apa sebenarnya PDIP tidak segera mengganti Puan dan Tjahjo?,” kata dia.(Hartono Harimurti/SM Network)

Sumber: suaramerdeka.com | http://puspol-indonesia.org/etika-politik-puan-dan-tjahjo-dipertanyakan/

0 komentar:

Posting Komentar