Oleh: Kartika Dwi Ningsih
“Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu(Adam), dan Allah menciptkan pasangannya
(Hawa) dari dirinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak (Qs An-Nisa:1)”
Kita
pasti seringkali mendengar kata jodoh, mengucapkan sebait doa tentang jodoh
terbaik pun sering terlantun dikala tangan ini menengadah kepadaNya. Tapi
apakah jodoh itu?bagaimana yang disebut dengan jodoh itu? Pertanyaan itu
tiba-tiba saja terbesit dalam benak kita. Benarkah dia yang kini bersama kita
adalah jodoh kita, benarkah dia yang berniat mengajak kita dalam ikatan
pernikahan adalah jodoh kita. Pertanyaan ini coba saya tanyakan pada
saudari-saudari saya dalam sebuah group Al-Qur’an yang saya ikuti. Dan ada banyak
jawaban yang saya dapatkan. Untuk mereka yang belum menikah, menjawab tidak
tahu sambil berdoa semoga mendapat jodoh terbaik adalah jawaban yang bisa
mereka berikan :). Namun ada juga yang memberikan jawaban dengan baik, menurut
seorang saudari jodoh itu akan datang setelah kita beristikharah dan
mendapatkan kemudahan ketika sedang berproses dengan seseorang. Lantas, apakah
setelah menikah pasangan kita bisa kita sebut sebagai jodoh kita? Bagaimana
jika perceraian terjadi?.