Selasa, 02 Juni 2015

Review Film: Taare Zameen Par (Seperti Bintang-bintang di Langit)

Oleh: Gurnadi R. 

Tokoh utama   : Ishaan Nandkishore Awast & Ram Shankar Nikumbh
Sutradara         : Aamir Kahn
Produser          : Aamir Khan
Tahun rilis       : 21 Desember 2007 (Film)
Negara asal      : India
Bahasa             : Hindi atau English







Hukuman dan label buruk adalah hal yang harus diterima oleh murid bodoh, nakal, dan malas, begitulah dunia memperlakukan murid yang bermasalah. Film "Taare Zameen Par" menggambarkan dengan apik kisah Ishaa, seorang murid berumur 8 tahun yang menderita dislexia. Dislexia memungkinkan penderita kesulitan memahami tulisan dan membaca, biasanya penderita ini dibarengi dengan kejalan lain seperti kekurangan konsentrasi dalam memahami banyak instruksi dan ganguan lain seperti lemahnya saraf motorik. Hal tersebut membuat Ishaa sulit mengikuti pelajaran di sekolah.
Film Taare Zameen Par, memberikan pesan bahwa setiap anak adalah istimewah, setiap anak memiliki bakat alami bagaikan mutiara yang belum ditemukan. Sebagai tokoh utama,Ishaa adalah anak yang memiliki imaginasi tinggi dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sayangnya bakat Ishaa hanya disadari oleh Young Yohan (kakak Ishaa) dan Nikumbh (guru Ishaa),karena pernah melihat gambar dan lukisan yang dibuat Ishaa.
Meskipun imaginasi Ishaa sangat luar biasa, Ishaa lemah dalam pelajaran umum seperti pelajaran sastra, menulis dan matematika, hal tersebut membuat guru dan orang tua Ishaa sangat kerepotan dan marah. Sebagai solusi dari permasalahan, ayah Ishaa (Nandkishore Awast) memutuskan untuk memindahkan Ishaa kesekolah boarding school (asramah), letaknya sangat jauh dari rumah. Hati Ishaa hancur dan takut karena harus berpisah dengan keluarga yang ia cinta, atas nama prestasi dan harapan keluarga. Buku gambar bergerak yang ia buat adalah gambaran hati Ishaa. Pada bagian film diceritakan Ishaa menangis di kamar mandi sekolah di tengah malam.
Orang tua Ishaa berharap dengan pindahnya Ishaa kesekolah baru, Ishaa menjadi anak yang disiplin dan pintar, akan tetapi kepindahan tersebut ternyata bukan jawaban atas masalah yang sedang dihadapi. Ishaa tetap menerima kesulitan belajar, hukuman, bahkan dipukul lantaran kesalahan yang sama. Sebenarnya Ishaa butuh pendekatan belajar yang berbeda karena ia memiliki masalah dan cara pandang yang berbeda. Bagi Nikumbh (guru Ishaa yang baru), memahami masalah Ishaa bukanlah pekerjaan yang mudah dan sekaligus mustahil. Bahkan Nikumbh harus berkunjung kerumah Ishaa dan bertemu dengan kedua orang tuanya untuk mencaritau masalah Ishaa dan menceritakan kondisi terakhir Ishaa di asramah.
Pengorbanan Nikumbh ternyata tidak sia-sia, Nikumbh akhirnya menemukan jawaban setelah berdebat dengan kepala sekolah, Nikumbh meyakinkan kepala sekolah bahwa Ishaa bisa berubah dan berkembang. Berbagai latihan khusus dengan gaya belajar yang berbeda coba diterapkan Nikumbh. Akhirnya latihan khusus memiliki dampak yang besar. Berhasilnya Ishaa menjadi juara dalam lomba melukis adalah awal kesuksesan Ishaa. Sekolah mulai berubah memandang Ishaa, semula dipandang sebagai murid bermasalah menjadi murid yang istimewah. Kepala sekolah kemudian memutuskan Nikumbh menjadi guru seni tetap di sekolah. Nikumbh sebelumnya adalah guru pengganti karena guru sebelumnya pindah ke belgia. Alasannya membantu ishaa lantaran ia merasa memiliki kesamaan dengan Ishaa.
Pesan yang ingin disampaikan memalui film "Taare Zameen Par" adalah sesungguhnya setiap anak adalah pribadi yang unik, mereka adalah mutiara dunia. Motifasi, kepedulian dan cinta kasih keluarga adalah kekuatan yang sangat besar bagi seorang anak untuk berkembang dan menunjukan bakat alaminya. Film tersebut juga memberi pesan untuk guru dan orang tua, agar lebih memahami akar masalah dari murid atau anak. Murid atau anak harus menjadi subjek dari pendidikan, bukan objek atau robot yang harus melakukan sesuatu dengan benar dan sesuai. Seperi yang diceritakan Nikumbh pada film tersebut, banyak tokoh seperti; Albert Einstein (ilmuan/ fisikawan), Thomas Alva Edison (penemu bola lampu) atau seniman genius seperti Leonardo Da Vinci yang memiliki kekurangan, tetapi mereka bisa menjadi mutia dunia dikemudian hari. Sumbangsi yang lahir dari imaginasi mereka mewarnai dunia. Para genius ini berbeda lantaran cara pandang mereka berbeda, mereka sering dianggap penentang, tetapi akhirnya mereka selalu menjadi pemenang. Maka, jadilah mutiara dunia.

0 komentar:

Posting Komentar