Sabtu, 29 Agustus 2015

Tasbih dan Renungan

Oleh: Gurnadi R.

tasbih & renungan
Hari ini sedang tidak ada kerjaan, karena beberapa projekku sudah selesai. Hari ini teras sangat lambat, tidak seperti hari biasanya jika menjelang pukul 07.00 aku sudah direpotkan dengan urusan sana-sini.

Karena tak terbiasa berdiam diri, aku keluar menuju halaman belakang, ku coba mencari aktifitas, kulihat pohon cabai, pare, pandan, jeruk, anggur, jambu dan mangga di halaman belakang. Aku sangat hobi menanam, klo kata kieluargaku tanganku itu dingin, maksudnya apa yang ku tanam bisa tumbuh –aku cukup tersanjung. Segera ku ambil ember dan gayung kecil, ku sirami satu persatu tanaman yang ada, kemudian langkahku menuju ke teras rumah dan menyiram tanaman hias kuping gajah. Selesai sudah aktifitas menyiram tanaman, hannya butuh 20 menit.

Waktu nampaknya masih bersahabat baik, biasnya sering sekali merasa tidak cukup waktu sekarang bagitu lapang. Sekarang masih pukul 09.00 WIB, aku mencoba mencari aktifitas lain. Langkah kaki ini mengantarkan ku ke kamar tidur, ku bongkar rak buku dan laci, nampaknya tidak ada yang perlu dibereskan, karena pekan kemarin sudah aku rapihkan, biasanya butuh 2 jam lebih untuk membereskan rak buku, karena masih tertata rapih berarti aku harus mencari aktifitas lain.

Ku buka buku catatan dan agenda ku, semuanya sudah terceklis, tanda sudah selesai, hemm.. otakku berfikir apa lagi yang ingin ku kerjakan. 

Ku cek Hp dan Tab ku, aku harap ada obrolan atau komentar yang masuk di media sosialku, ternyata tidak ada hal yang ku mau. Ku buka portal media online, ku cari apa yang ingin ku dapat, ternyata juga tidak kutemukan. Biasnya jika membuka media sosial, aku bisa menghabiskan waktu 2-4 jam hannya untuk ngobrol yang tidak terlalu penting. ku tutup semua aplikasi, dan berfikir apa yang ingin aku kerjakan.

Waktu masih bersahabat, aku merasa ternyata sibuk itu jauh lebih menyenangkan ketimbang tidak ada kerjaan. Ku hempas tubuhku ke kasur, ku lempar tatapan ku melewati jendela dan memandang langit, suara kericing’an dari gantungan hias yang tergantung di langit teras terdengar sangat tentram. Pohon-pohon besar membuat kamar ku menjadi sejuk, ku coba menutup mata, tetapi tidak bisa, aku mulai bosan.

Ku lempar pandanganku ke isi kamar, ku perhatikan satu persatu barang yang ada di kamar berukuran 4x3 meter, tatapanku kemudian tertuju pada tasbeh. Tasbeh kecil berwarna coklat tua yang ku beli ketika berjiarah, tepatnya di tahun 2007-2008. Tasbeh itu terbuat dari kayu, bentuknya sangat bagus bermata 99. Ku ambil tasbeh yang tergantung dipegangan pintu lemari. Ku perhatikan ada yang berubah, dulu warnanya sangat mengkilap, lantaran sering aku gosok dengan minyak wangi -tidak ada maksud apa-apa, agar enak dipandang dan wangi saja ketika berzikir. Kulihat tasbeh ini berdebu dan kusam, mungkin sudah 4-5 tahun aku tidak berzikir dengan tasbeh itu, ketika aku masih dibangku SMA, aku sering berzikkir menyebut asma’Nya dengan tasbeh ini, baik di rumah atau di masjid. Semakin ku tatap, semakin tersusun kenangan masa lalu, aku ingat dulu sering sekali sholat malam, puasa sunnah, dan sholat tepat waktu di masjid, sekarang sudah mulai berkurang, baik secara kualitas atau intensitas. Ya Rabb apakah kesibukan ku sekarang membuat diri ini menjadi lalai? Apakah aku lupa kan nikmat Mu?

Aku berfikir sejenak, dulu aku bukanlah orang yang pintar, sebuah keberuntungan bisa menyicip pendidikan di Universitas, sedangkan banyak kawankku yang lebih pintar tetapi tidak memiliki kesempatan seperti aku. Dulu hati ini berkata mungkin karena kedekatanku dengan Sang Pencipta membuat terasa lebih mudah, dan bentuk syukurku pada Nya adalah dengan beribadah dan selalu menyebut asma’Nya. Sekarang kemanakah itu semua? Apakah mengajar uang lebih berharga? Apakah jabatan dan perjalanan ku lebih berarti? Ternyata tidak juga, justru perjalananku terasa lebih sulit sekarang, segalanya terasa berat, meski secara kuntitas lebih besar yang ku dapat, akan tetapi semuanya itu tidak ada artinya, hidup ini sekarang terasa hampa dan tanpa makna. Ya Rabb Aku rindu jalan Mu.

Aku tatap tasbeh kecilku, hati ku berdoa; ya Allah ampuni hamba atas kelalaian ini, hamba lupa akan karuniah’Mu. Sunggu hamba termasuk orang-orang yang zallim. Segera ku percepat langkah ini mengambil air hudu. Di waktu luang ini ku sibukan dengan sholat dan berdoa. Ya Allah, terima kasih atas petunjukmu, jadikan hamba orang yang selalu mengingat’Mu baik dalam keadaan lapang, maupun sempit, semoga berkah’Mu senang tiasa meyertaiku.



0 komentar:

Posting Komentar