Yudi Latif |
Demokrasi Indonesia sepanjang tahun 2012 terus memperlihatkan
kecenderungan serba paradoks. Minat mendirikan partai politik tak
kunjung surut, bersejalan dengan kecenderungan para politisi dan partai
politik untuk memperkaya diri. Saat yang sama mutu demokrasi Indonesia
tetap miskin (defisit), tidak berhasil melakukan pendalaman (perbaikan
institusional) dan perluasan (membawa keadilan dan kesejahteraan).
Di tengah fenomena demokrasi seperti itu, yang dikembangkan oleh para
pemimpin politik adalah sikap apologetika. Apologetika adalah suatu
sikap untuk mengambil sebagian pandangan yang memperkuat pendakuan
(klaim) seraya menolak sebagian lain yang melemahkan. Seperti sikap
pemerintah yang begitu doyan mengumbar penilaian dunia luar yang
menguntungkan, tetapi begitu reaktif menolak penilaian lain yang
mementalkan klaim keberhasilannya.